Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, kini dihadapkan pada krisis lingkungan yang serius. Hutan-hutan yang dahulu menjadi paru-paru dunia, kini banyak yang telah gundul. Sungai-sungai yang dulu jernih, kini tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga. Menurut saya, krisis lingkungan di Indonesia bukan hanya sebuah isu yang perlu diperhatikan, tetapi juga sebuah panggilan untuk bertindak bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda.

Salah satu krisis lingkungan terbesar di Indonesia adalah deforestasi. Hutan-hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati terus menyusut akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan untuk perkebunan dan industri. Hal ini tidak hanya mengancam flora dan fauna endemik, tetapi juga berkontribusi besar terhadap perubahan iklim global. Saya berpandangan bahwa penyelamatan hutan harus menjadi prioritas utama dalam agenda lingkungan kita.

Polusi udara dan air juga menjadi masalah yang mendesak. Kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, sering kali dilanda polusi udara yang parah. Kendaraan bermotor yang jumlahnya terus meningkat, pabrik-pabrik yang tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang baik, serta kebiasaan membakar sampah sembarangan, semuanya berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara. Begitu pula dengan sungai-sungai yang kini banyak terkontaminasi oleh limbah industri dan sampah rumah tangga. Sungai Citarum, misalnya, pernah dinobatkan sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia. Menurut saya, masalah ini memerlukan penanganan serius dan berkelanjutan.

Selain itu, tantangan lainnya adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Banyak orang masih membuang sampah sembarangan, menggunakan plastik sekali pakai tanpa berpikir panjang, dan kurang peduli terhadap praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut saya, perubahan besar harus dimulai dari kesadaran kecil dalam setiap individu.

Untuk mewujudkan lingkungan yang baik, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan. Pertama, edukasi lingkungan harus digalakkan. Pendidikan sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan dan dampak buruk dari kerusakan lingkungan sangat penting. Sekolah-sekolah perlu memasukkan kurikulum yang berfokus pada edukasi lingkungan dan mengajak siswa untuk terlibat dalam kegiatan pelestarian alam.

Kedua, penguatan regulasi dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lingkungan. Pemerintah harus memastikan bahwa undang-undang yang ada diterapkan dengan ketat dan pelanggar lingkungan diberikan sanksi yang setimpal. Mengutip pernyataan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, “Penegakan hukum lingkungan harus dilakukan dengan tegas dan konsisten agar memberikan efek jera.”

Ketiga, partisipasi aktif masyarakat dalam gerakan lingkungan. Komunitas-komunitas lingkungan harus didorong untuk terus melakukan aksi-aksi nyata, seperti penanaman pohon, pembersihan sungai, dan kampanye pengurangan penggunaan plastik. Menurut saya, keterlibatan masyarakat secara langsung akan menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Keempat, inovasi teknologi hijau. Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, sistem pengolahan limbah yang efisien, dan produk-produk yang dapat didaur ulang, harus diperluas. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam mengembangkan dan mempromosikan teknologi hijau ini.

Menurut saya, peduli lingkungan itu keren. Ketika kita sadar akan pentingnya menjaga bumi kita, kita tidak hanya menyelamatkan alam tetapi juga masa depan kita sendiri. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo, “Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak cucu kita.” Oleh karena itu, mari kita jaga bumi kita dengan penuh cinta dan tanggung jawab, karena lingkungan yang sehat adalah cerminan dari masyarakat yang peduli dan maju.

Penulis: Indo Guna Santy
Aktivis Perempuan dan Lingkungan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan