Membangun rasa cinta tanah air pada generasi muda merupakan sebuah tugas penting bagi setiap bangsa. Di Indonesia, di tengah globalisasi yang semakin menggerus nilai-nilai lokal, menumbuhkan rasa cinta tanah air menjadi tantangan tersendiri. Menurut saya, penting untuk mengenali tantangan-tantangan ini agar kita dapat menemukan solusi yang efektif.
Globalisasi membawa dampak positif seperti kemajuan teknologi dan akses informasi yang lebih luas. Namun, globalisasi juga membawa masuk budaya asing yang dapat mempengaruhi identitas nasional. Anak muda sering kali lebih tertarik pada budaya pop dari luar negeri, seperti musik, film, dan fashion, yang dapat menggeser perhatian mereka dari budaya lokal.
Selain itu, saya berpandangan bahwa pendidikan kewarganegaraan yang kurang optimal di sekolah-sekolah turut menjadi tantangan. Pendidikan yang ada cenderung bersifat teoretis dan kurang menghubungkan siswa dengan realitas sejarah dan budaya Indonesia secara mendalam.
Media sosial menjadi sarana utama bagi anak muda dalam mendapatkan informasi. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hoaks dan konten negatif dapat mempengaruhi pandangan anak muda terhadap bangsa dan negaranya. Dalam konteks ini, menumbuhkan sikap cinta tanah air membutuhkan pendekatan yang lebih kreatif dan strategis.
Menurut saya, pendidikan sejarah harus disampaikan dengan cara yang menarik dan relevan bagi generasi muda. Misalnya, menggunakan media digital dan interaktif yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Mengajak mereka mengunjungi situs-situs sejarah dan berdiskusi tentang peran para pahlawan bangsa juga bisa menjadi metode efektif.
Selain itu, memperkenalkan kembali seni, musik, tarian, dan kuliner tradisional kepada anak muda dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal. Acara-acara festival budaya yang melibatkan partisipasi anak muda bisa menjadi sarana untuk mengenalkan dan merayakan kekayaan budaya Indonesia.
Anak muda perlu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial dan lingkungan yang berorientasi pada pembangunan masyarakat. Melalui kegiatan ini, mereka dapat merasakan langsung kontribusi mereka terhadap bangsa dan negara, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Mengutip pernyataan Soekarno, “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah.” Mengingatkan anak muda akan nilai-nilai Pancasila yang digali dari akar budaya dan sejarah Indonesia adalah kunci penting. Pendidikan nilai-nilai Pancasila harus dihidupkan kembali dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat.
Media, baik konvensional maupun digital, harus berperan aktif dalam menyebarkan konten-konten positif yang mengedukasi dan menginspirasi. Cerita-cerita inspiratif tentang tokoh-tokoh nasional, keberhasilan program-program pembangunan, dan prestasi anak bangsa dapat meningkatkan rasa bangga dan cinta tanah air. Menurut saya, sinergi antara pendidikan, budaya, kegiatan sosial, dan media sangat penting dalam mewujudkan generasi muda yang cinta tanah air.
Mewujudkan generasi muda yang cinta tanah air bukanlah tugas yang mudah, namun sangat mungkin untuk dicapai. Saya berpandangan bahwa dengan pendekatan yang tepat, seperti pendidikan yang interaktif, penguatan budaya lokal, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial, kita dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air pada anak muda. Mengingat kata-kata Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya,” mari kita teruskan perjuangan untuk membentuk generasi yang bangga dan mencintai Indonesia.
—
Penulis: Khabib Mulya Ajiwidodo
Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Blitar